Dewan Minta Pemerintah Lebih Memperhatikan Petani Lokal
PALANGKA RAYA – Wakil Ketua I Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Palangka Raya Dede Ardiansyah menilai, pelaksanaan program makanan bergizi gratis (MBG) di Palangka Raya belum sepenuhnya memberikan dampak ekonomi bagi para pelaku usaha.
Menurut dia, bahan baku yang selama ini digunakan untuk mengolah MBG, baik itu beras, daging, telur, dan sayur-sayuran masih didatangkan dari luar Palangka Raya. Seharusnya, uang yang masuk untuk program makanan bergizi gratis tersebut dipergunakan untuk membeli bahan-bahan lokal.
“Jadi uang yang masuk ke sini hanya lewat saja, ya paling untuk membayar tenaga masaknya saja. Sementara 90 persennya lari ke luar,” kata Dede usai peresmian Sekolah Rakyat Palangka Raya, Senin (22/9/2025) lalu.
Dia menyebutkan, arahan Presiden Prabowo Subianto tersebut sudah sangat jelas terkait pelaksanaan makanan bergizi gratis. “Selama ini kan kita hanya mengetahui kalau program MBG itu berjalan, ya sudah berjalan begitu saja. Tetapi kan yang diinginkan Presiden Prabowo itu bukan hanya sampai di situ,” lanjutnya.
Menurut dia, program ini tidak sekadar memberi makanan begitu saja. Tapi juga dapat memberi dampak berupa peningkatan ekonomi bagi daerah. Dede menyoroti pengaruh ekonomi jika MBG lebih memberdayakan hasil usaha lokal.
“Contohnya, dalam sehari mengolah 3 ribu porsi, yang artinya juga memerlukan 3 ribu butir telur, termasuk ratusan kilogram beras, daging, sayur, dan buah-buahan. Dengan banyaknya kebutuhan MBG, bisa dipastikan pengaruh perekonomian sangat besar,” jelasnya.
DPRD berharap agar pemerintah dapat memperhatikan petani dan peternak lokal, sehingga tujuan dari program pemerintah pusat ini betul-betul dirasakan sepenuhnya oleh masyarakat, khususnya di Kota Palangka Raya. “Jadi daerah jangan hanya memikirkan penyediaan makanannya saja, tapi juga harus memikirkan apa yang dikehendaki Presiden soal ekonomi dari manfaat MBG,” ungkap Dede. (ter/ens)
