Feature

Awalnya Eksperimen, Lama-lama Jadi Sumber Rezeki

71
×

Awalnya Eksperimen, Lama-lama Jadi Sumber Rezeki

Sebarkan artikel ini
BAZAR UMKM: Dwi Wulandari berdagang di stand UMKM miliknya dengan salah satu menu andalan teh bunga telang, Selasa (9/9/2025). FOTO IFA/PE

Dari Tanaman Merambat Jadi Teh Herbal Bunga Telang

Di tangan Dwi Wulandari (33), tanaman bunga telang yang semula hanya merambat di pekarangan rumah, kini menjelma menjadi produk bernilai jual tinggi. Hal itu pun menjadi sumber rezeki bagi dirinya.

SITI NUR MARIFA, Palangka Raya

BERMODAL kreativitas dan ketekunan, Dwi Wulandari berhasil mengolah bunga berwarna biru keunguan itu menjadi teh herbal yang tak hanya nikmat, tapi juga menyehatkan.

“Daripada dibiarkan, saya coba manfaatkan. Awalnya hanya sekadar eksperimen menyeduh bunganya. Lama-lama saya pikir, kenapa tidak dijadikan produk? Dari situlah muncul ide membuat teh bunga telang,” kenang Dwi saat ditemui di salah satu bazar UMKM di Palangka Raya, Selasa (9/9/2025).

Namun langkah Dwi tidak mulus begitu saja. Saat pertama kali memperkenalkan produknya, masyarakat setempat masih ragu. “Awalnya susah menjualnya. Banyak yang takut rasanya pahit atau aneh,” ungkapnya.

Dwi pun tak menyerah. Dia terus membawa produknya ke berbagai bazar UMKM, menjelaskan manfaat kesehatan bunga telang, dan memberikan contoh seduhan kepada calon pembeli. Perlahan, masyarakat mulai menerima. Justru kini, teh bunga telang racikan wanita 33 tahun itu semakin ramai dicari karena jarang ada yang menjualnya dan ternyata cocok di lidah banyak orang.

Selain dalam bentuk kemasan kering, Dwi juga menjual es cup teh bunga telang seharga Rp 10 ribu di setiap bazar UMKM. Warna ungu alami yang eksotis membuat produk ini mudah menarik perhatian, terutama generasi muda yang suka mencoba minuman unik.

Keunggulan bunga telang bukan hanya pada keindahan warnanya, tapi juga kandungan yang kaya manfaat. Bunga ini dipercaya memiliki sifat antiinflamasi yang melindungi tubuh dari infeksi virus, bakteri, dan jamur. Kandungan antioksidannya tinggi, sehingga baik untuk melawan radikal bebas.

Khasiat lainnya antara lain menurunkan kadar glukosa darah (anti diabetes), meredakan sakit mata dan batuk, membantu detoksifikasi tubuh, hingga menjaga kesehatan kulit dan rambut.  “Banyak yang bilang setelah rutin minum, tidur jadi lebih nyenyak dan badan terasa lebih ringan,” ujar Dwi.

Respon positif masyarakat semakin memperkuat langkah Dwi. Nuraini, salah satu pembeli, mengaku awalnya penasaran dengan warna teh bunga telang yang mencolok. “Saya kira rasanya aneh, ternyata segar sekali. Enak diminum dingin. Apalagi siang hari. Anak saya juga suka karena warnanya unik,” katanya.

Sementara itu, Yudi, pelanggan lainnya, rutin membeli kemasan pouch untuk dibuat di rumah. “Saya biasanya minum sebelum tidur. Rasanya menenangkan. Tidak bikin perut kembung. Malah bikin tidur lebih pulas. Harganya juga terjangkau,” ujarnya.

Testimoni semacam ini membuat promosi produk Dwi tidak lagi sulit. Dari mulut ke mulut, teh bunga telang kian dikenal masyarakat sebagai minuman sehat yang bisa dikonsumsi sehari-hari.

Untuk memudahkan konsumen, Dwi menyediakan teh bunga telang dalam beberapa kemasan. Pouch dijual Rp 20 ribu. Sementara botol seharga Rp 40 ribu.

Cara penyajiannya pun praktis. Cukup ambil 6 sampai 8 kuntum bunga telang kering, seduh dengan 200 ml air mendidih, tunggu hingga warna larut sempurna, lalu tambahkan gula pasir, atau madu sesuai selera. “Kalau buat hangat rasanya menenangkan. Kalau dingin cocok untuk pelepas dahaga,” jelas Dwi.

Kisah Dwi Wulandari membuktikan bahwa inovasi bisa lahir dari hal-hal sederhana di sekitar kita. Dari tanaman merambat yang sering dianggap sekadar penghias pagar, ia berhasil mengolahnya menjadi produk bernilai ekonomi. Kini, teh bunga telang bukan hanya minuman herbal, tetapi juga simbol kreativitas UMKM lokal.

“Harapan saya, semakin banyak orang yang mengenal manfaat bunga telang dan menjadikannya bagian dari gaya hidup sehat. Kalau kita tekun, sesuatu yang sederhana pun bisa jadi rezeki,” pungkas Dwi.

Bagi masyarakat yang berminat, Dwi Wulandari membuka pemesanan langsung melalui WhatsApp di nomor 0857-8786-7441. (ifa/ens)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *