Utama

Ribuan Tekon Kotim Gelisah, Gaji Rp 2 Juta Tak Kunjung Cair

68
×

Ribuan Tekon Kotim Gelisah, Gaji Rp 2 Juta Tak Kunjung Cair

Sebarkan artikel ini
PPPK: Beberapa tenaga kontrak di Kabupaten Kotawaringin Timur saat mengikuti ujian PPPK, beberapa waktu lalu. FOTO DOKUMEN

SAMPIT – Ribuan tenaga kontrak (tekon) di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) tengah dibuat gusar. Hingga Senin (8/9/2025), gaji mereka yang ‘hanya’ Rp 2 juta per bulan belum juga cair. Padahal biasanya setiap tanggal 3-5 sudah bisa diterima.

“Biasanya tanggal 3, 4 atau 5 itu sudah masuk. Tapi sampai sekarang gaji belum masuk,” ungkap seorang tekon di Sampit dengan nada kecewa, Senin (8/9/2025).

Keterlambatan ini menimpa 1.127 tekon yang selama ini hanya menggantungkan hidup dari gaji bulanan tersebut. Tidak sedikit yang mengaku terhimpit kesulitan, lantaran kebutuhan harian dan tagihan sudah menunggu untuk dibayar.

“Gaji kami hanya dari itu saja, tidak ada penghasilan lain. Kalau sampai terlambat begini, bagaimana kami mau bayar ini, bayar itu,” keluhnya.

Dari informasi yang beredar di kalangan tekon, keterlambatan pembayaran disebabkan sistem di Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) terkunci karena masih menunggu pengesahan anggaran perubahan.

‎Namun Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BKAD Kotim Ramadansyah menegaskan, kondisi keuangan daerah sejauh ini aman dan tidak ada kendala dalam pembayaran gaji.

“Keuangan kita sampai pertengahan September ini masih surplus pendapatan. Pembayaran gaji PNS maupun kegiatan lainnya aman, termasuk untuk tenaga kontrak. Kalau pun ada kendala, kemungkinan terkait proses administrasi di dinas masing-masing, seperti laporan pertanggungjawaban anggaran gaji,” jelas Ramadansyah saat diwawancarai, Senin (8/9/2025).

‎Dia menyebutkan, sistem di BKAD juga aman. Menurut Ramadansyah, kemungkinan besar sebagian masalah bisa timbul karena adanya perubahan status tenaga kontrak menjadi outsourcing, sehingga butuh penyesuaian administrasi.

‎Meski demikian, di lapangan ribuan tekon tetap resah. Bagi mereka, Rp 2 juta bukan angka besar, namun menjadi satu-satunya sandaran untuk mencukupi kebutuhan hidup. Keterlambatan sehari saja membuat beban makin berat.

‎Kini para tekon hanya berharap agar Pemkab Kotim segera bergerak cepat, menuntaskan persoalan administrasi, dan memastikan hak mereka tidak lagi tertunda. (pri/ens)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *