Pendidikan

Marak Terjadi Kekerasan Seksual di Pesantren

31
×

Marak Terjadi Kekerasan Seksual di Pesantren

Sebarkan artikel ini
FOTO : NET

DPP Perempuan Bangsa menaruh perhatian besar terhadap tingginya angka kekerasan seksual di dunia pendidikan, terutama di pesantren. Oleh karena itu, berbagai pemikiran dikumpulkan guna menyusun strategi konkret menghapus kekerasan tersebut.

Untuk itu, Perempuan Bangsa menggelar  workshop anti-pencabulan yang dirangkai dengan Musyawarah Pimpinan Nasional (Muspimnas) di Jakarta. Melalui langkah ini diharapkan bisa menjadi sarana bagi ibu nyai dan ning memperkuat peran dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang aman.

“Kami berharap agar pesantren dapat kembali menjadi rumah yang aman dan penuh kedamaian bagi para santri, tanpa adanya kekerasan yang dapat merusak masa depan mereka,” kata Ketua Umum DPP Perempuan Bangsa, Nihayatul Wafiroh, Sabtu (30/8).

“Modul ini kami harap dapat digunakan sebagai referensi dalam mendidik dan memberikan pemahaman kepada para pengasuh pesantren, santri, serta masyarakat sekitar untuk menghindari perilaku yang merugikan,” tegas Ninik sapaan akrab Nihayatul.

Perempuan Bangsa juga menyampaikan harapan besar bahwa pesantren dapat menjadi tempat yang aman, nyaman, dan penuh kasih sayang bagi generasi penerus bangsa.

“Pesantren harus menjadi rumah yang melahirkan keberagaman, intelektualitas, dan karakter, serta menjadi benteng dari segala bentuk kekerasan, termasuk kekerasan seksual,” tambahnya.

Wakil Ketua Komisi IX DPR RI itu mengatakan,  untuk terus mengawal kemaslahatan dan kemajuan pesantren tidak hanya sekadar melalui kegiatan ini, namun juga dalam menjaga integritas dan moralitas dunia pesantren. 

Dengan langkah ini, Perempuan Bangsa bertekad menciptakan perubahan yang signifikan demi masa depan pesantren yang lebih baik, dengan mengedepankan keselamatan dan keberlanjutan pendidikan yang penuh martabat.

“Kami akan terus berusaha memastikan bahwa pesantren tetap menjadi lembaga pendidikan yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan kemanusiaan, serta menjadi tempat yang aman bagi para santri dalam mengembangkan potensi mereka,” tutup Ninik.

SUMBER :JAWA.POS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *