Lagenda Danum Tawah dari Desa Mahuroi (2)
Cerita legenda Sahawung dan istrinya Bulan hingga menjadikan danau atau tempat air atau Danum Tawah (tawar) ini menjadi suci dan dikeramatkan oleh masyarakat ot’ danum, khususnya yang ada di Desa Mahuroi, Kecamatan Damang Batu, Kabupaten Gunung Mas.
SEPANYA, Kuala Kurun
SEPERTI diceritakan Damai Dewal, kala itu Sahawung memberitahu Bulan bahwa dia akan membuat sungai sebagai tanda cinta dan kasih sayang padanya.
“Aku buatkan sungai atau telaga ini untukmu, sebagai lambang cinta dan kasih sayangku padamu,” kata Sahawung seperti ditirukan Damai Dewal dalam cerita rakyat yang penuh legenda di Desa Mahuroi.
“Air suci ini kubuat kan untuk menjaga diri mu. Mandilah dalam sungai atau telaga ini, maka engkau akan terhindar dari berbagai macam penyakit, iri hati, dengki, perbuatan santet manusia yang ada di alam manusia ini,” kata Damai menirukan perkataan Sahawung.
Ia melanjutkan, kemudian Sahawung memberitahu Bulan bahwa dia akan berangkat pulang ke alam kayangan pada hari yang ketujuh. Bulan Indu Muang pun mengadakan pesta dan memberitahukan kepada seluruh keluarga, handai taulan dan kerabat dekat bahwa suaminya Sahawung akan pulang ke tempat asalnya, yaitu alam kayangan.
Lalu pada hari yang ketujuh, Sahawung berpamitan kepada istrinya, Bulan Indu Muang dan berangkat menggunakan kesaktiannya. Sahawung langsung mengambil lawung kemudian dilemparkan ke langit, dan sekejab Sahawung menghilang.
“Lawungnya yang dilemparkan ke atas langit dan sekejab berubah menjadi sebuah sungai dengan air yang jernih dan putih bersih. Sungai ini dinamai sungai Danum Tawah,” kata Damai.
Maka, menurut dia, Danum Tawah dalam Bahasa Dayak berarti air suci yang tidak berasa. Air ini diyakini memiliki khasiat yang banyak dan memiliki makna spiritual dan ritual bagi masyarakat Dayak. Mereka percaya bahwa air suci ini dapat membawa keselamatan bagi mereka yang menggunakannya dengan hati yang suci.
“Di sana masyarakat Dayak Ot Danum percaya bahwa air Danum Tawah memiliki beberapa khasiat, apabila orang mandi di situ menjadi awet muda, menolak berbagai macam kesialan hidup, menarik rejeki, penangkal racun, penangkal santet dan air ini tergantung niat dan keyakinan kita,” ujarnya.
Dijelaskannya, dalam cerita ini memiliki beberapa pesan moral. Pertama menunjukkan tanggung jawab seorang suami kepada istrinya, dan sebaik-baiknya dalam membina hubungan rumah tangga, pasti ada rintangan atau halangan yang dilalui.
“Karena dalam membina rumah tangga, sempurna menurut manusia, tetapi tidak bisa mengalahkan takdir yang diatur oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Bahwa kecantikan seorang wanita mengalahkan akal sehat manusia, sehingga seorang dewa pun terpesona,” ungkap Damai. (habis)