PALANGKA RAYA – Wakil Ketua II DPRD Kalimantan Tengah, Muhammad Ansyari menyerukan kepada masyarakat, untuk meningkatkan literasi keuangan sebagai langkah preventif terhadap maraknya praktik investasi ilegal, pinjaman online (pinjol) abal-abal, dan peredaran uang palsu.
Menurutnya, berbagai kasus kejahatan ekonomi sering terjadi karena kurangnya pemahaman masyarakat mengenai risiko dan ketidakcermatan dalam memeriksa legalitas penawaran yang diterima.
“Banyak warga yang masih mudah tergiur dengan janji keuntungan besar dalam waktu singkat. Padahal, hal itu sering kali menjadi modus penipuan. Dengan literasi keuangan yang baik, masyarakat bisa lebih selektif dalam mengambil keputusan,” ucapnya, Senin (25/8/2025).
Ansyari menambahkan, literasi keuangan tidak hanya krusial dalam memilih investasi, tetapi juga dalam aktivitas transaksi sehari-hari. Masyarakat perlu lebih teliti dalam memeriksa keaslian uang yang diterima, terutama saat bertransaksi dengan pihak yang belum dikenal.
“Jika ada indikasi peredaran uang palsu, segera laporkan ke pihak berwenang. Jangan sampai masyarakat menjadi korban hanya karena kurang hati-hati,” tegasnya.
DPRD Kalteng, mendorong pemerintah daerah untuk tidak hanya memperketat regulasi, tetapi juga meningkatkan program edukasi keuangan kepada masyarakat.
“Pencegahan akan lebih efektif jika masyarakat memiliki pemahaman yang baik. Oleh karena itu, edukasi harus berjalan seiring dengan pengawasan dan regulasi yang ketat,” jelasnya.
Ia berharap, dengan kesadaran masyarakat yang tinggi serta dukungan penuh dari pemerintah dan aparat penegak hukum, kasus kejahatan ekonomi di Kalteng dapat ditekan seminimal mungkin. (rdi/rdo)