PeristiwaUtama

Korban Kecelakaan Tertancap Besi di Samuda Meninggal Dunia

127
×

Korban Kecelakaan Tertancap Besi di Samuda Meninggal Dunia

Sebarkan artikel ini
ilustrasi Korban Kecelakaan Tertancap Besi di Samuda Meninggal Dunia FOTO: IST

SAMPIT – Suasana duka menyelimuti keluarga kecil di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim). MZR (6), bocah yang menjadi korban kecelakaan lalu lintas hingga tertancap besi pada dadanya di Jalan HM Arsyad Km 35, Desa Jaya Karet, akhirnya menghembuskan napas terakhir di RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya, Selasa (12/8/2025) malam sekitar pukul 22.00 WIB.

Sebelum meninggal dunia, korban sempat menjalani perawatan intensif hampir sepekan akibat luka parah yang dideritanya. Dalam insiden tragis itu, bagian dada kirinya tertancap besi sehingga harus segera dirujuk ke Palangka Raya untuk mendapatkan penanganan medis lanjutan. Meski tim dokter di ruang ICU sudah berjuang maksimal menjaga kondisi sang bocah, takdir berkata lain.

“Semua doa dan harapan sudah kami panjatkan, tapi Allah lebih sayang kepada Zaki,” ujar Bachtiar, paman almarhum saat dikonfirmasi, Rabu (20/8/2025).

Jenazah Zaki diberangkatkan dari Palangka Raya pada Selasa malam sekitar pukul 20.30 WIB, dan tiba di rumah duka di Mentaya Hilir Selatan, Rabu (13/8/2025) dini hari sekitar pukul 05.00 WIB. Isak tangis keluarga dan kerabat pecah menyambut kedatangan jenazah.

Bachtiar mewakili keluarga menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada masyarakat Samuda dan semua pihak yang telah memberikan bantuan, baik sejak terjadinya kecelakaan hingga proses perawatan di rumah sakit.

Seperti diketahui, kecelakaan maut itu terjadi Minggu (10/8/2025) sore sekitar pukul 17.30 WIB. Sepeda motor yang ditumpangi satu keluarga, yakni ayah, ibu, dan anak, menabrak bagian belakang mobil pikap bermuatan besi yang terparkir di badan jalan. Akibatnya, benturan keras membuat mereka terpental. Sementara ibu dan anak mengalami luka serius. Sang anak yang paling parah hingga harus mendapat penanganan intensif di Palangka Raya. (pri/ens)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *