PALANGKA RAYA – Gelaran Sabrun Night Run 8K Tahun 2025 di Bundaran Besar Palangka Raya, Senin (18/8/2025), tidak hanya menghadirkan euforia ribuan peserta, tetapi juga menjadi ajang refleksi tentang arti proses, kesabaran dan kebersamaan dalam kehidupan.
Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng), Agustiar Sabran yang secara resmi melepas peserta, menegaskan, bahwa lomba lari malam ini bukan sekadar kompetisi olahraga.
Menurutnya, filosofi yang terkandung dalam setiap langkah para pelari mencerminkan perjalanan hidup yang penuh tantangan dan membutuhkan ketangguhan mental.
“Dalam hidup, tidak ada yang instan. Semua membutuhkan proses, usaha dan kesabaran. Sama halnya dalam lomba ini, mereka yang melakukan persiapan dengan sungguh-sungguh akan sampai dengan selamat di garis finish,” ujar Gubernur.
Uniknya, pelepasan peserta dilakukan dengan simbol aba-aba lalu lintas, lampu merah sebagai tanda bersiap, kuning sebagai persiapan dan hijau sebagai tanda mulai.
Filosofi sederhana itu menggambarkan, bahwa setiap perjalanan harus dijalani dengan tahapan yang terukur.
Lebih jauh, Gubernur menekankan pentingnya kebersamaan di atas kemenangan individu. Menurutnya, nilai utama dari Sabrun Night Run adalah rasa persaudaraan, sportivitas dan semangat persatuan di tengah keberagaman masyarakat.
“Yang terpenting bukan siapa yang menjadi juara, melainkan bagaimana kita bisa menjaga kebersamaan dan kerukunan. Kegiatan ini menjadi sarana mempererat solidaritas,” tegasnya.
Ribuan peserta yang berasal dari berbagai kalangan mulai masyarakat umum, pelajar, komunitas olahraga, hingga instansi pemerintah tampak berlari dengan penuh keceriaan.
Bagi mereka, garis finis bukan lah tujuan akhir, melainkan simbol kebersamaan yang dirajut sepanjang perjalanan.
Selain memperebutkan hadiah jutaan rupiah, peserta juga berkesempatan mendapatkan doorprize menarik berupa motor, sepeda, kulkas, hingga mesin cuci. Namun bagi sebagian besar peserta, pengalaman berlari bersama dalam suasana kemerdekaan menjadi hadiah yang tak ternilai.
Sabrun Night Run 8K 2025 pun meninggalkan kesan bahwa olahraga tidak hanya menyehatkan raga, tetapi juga menguatkan jiwa, menumbuhkan kesabaran dan memperkokoh persaudaraan di Bumi Tambun Bungai. (ifa/abe)