Kalimantan TengahUtama

Gerakan Pangan Murah Strategi Redam Gejolak Harga

147
×

Gerakan Pangan Murah Strategi Redam Gejolak Harga

Sebarkan artikel ini
MENYAPA WARGA: Kapolda Kalteng Irjen Pol Iwan Kurniawan bersama Gubernur Agustiar Sabran menyapa warga yang datang di gerai Gerakan Pangan Murah di Pos Lalu Lintas Bundaran Besar, Palangka Raya, Kamis (14/8/2025). FOTO HUMAS UNTUK OE

PALANGKA RAYA – Di tengah tantangan kenaikan harga pangan yang kerap membebani warga, Kepolisian Daerah Kalimantan Tengah (Polda Kalteng) menggandeng Perum Bulog meluncurkan gerakan pangan murah (GPM) di Pos Lalu Lintas Bundaran Besar, Palangka Raya, Kamis (14/8/2025).

Program yang dijalankan serentak di seluruh Indonesia ini, tidak hanya menjadi kegiatan seremonial saja. Tapi juga bagian dari langkah taktis menjaga stabilitas pasokan dan harga kebutuhan pokok, terutama beras, minyak goreng, dan sembako.

Kapolda Kalteng Irjen Pol Iwan Kurniawan mengatakan, GPM di wilayahnya digelar di 50 titik, yang tersebar di seluruh kabupaten, dengan penyaluran sekitar 5 ton beras SPHP, 51 ton minyak goreng, dan sejumlah bahan pokok lain. “Tujuannya sederhana tapi vital. Memastikan harga tetap terkendali, pasokan aman, dan daya beli masyarakat tidak tergerus,” ujarnya.

Di sela kegiatan, kapolda menyempatkan berbincang dengan warga yang tengah berbelanja. Beberapa warga mengaku terbantu. Apalagi menjelang perayaan HUT ke-80 RI saat pengeluaran rumah tangga biasanya meningkat.

Bagi sebagian warga, harga beras yang lebih murah dari pasar bisa menghemat cukup banyak. “Kalau bisa sering diadakan, kami senang sekali,” ujar Nurhayati, seorang ibu rumah tangga yang datang bersama anaknya.

Kegiatan ini juga dihadiri Gubernur Agustiar Sabran, kepala Bulog Kalteng, dan forkopimda. Kehadiran mereka menjadi simbol sinergi pemerintah daerah, aparat keamanan, dan lembaga pangan dalam menjaga ketahanan pangan dan menenangkan pasar.

Irjen Iwan Kurniawan menegaskan, langkah ini juga menjadi bentuk nyata peran Polri mendukung ketahanan pangan dan stabilitas ekonomi, sekaligus menyambut HUT ke-80 Republik Indonesia.  “Kalau harga bisa dijaga, maka daya beli masyarakat tetap kuat, dan itu salah satu pondasi ekonomi yang sehat,” tambahnya. (rdo/ens)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *