NANGA BULIK – Kabupaten Lamandau tak hanya sekadar memiliki tempat wisata alam yang mempesona. Akan tetapi, juga memiliki sarana edukatif yang mengajarkan pentingnya pelestarian satwa Rusa.
Berlokasi di kawasan Hutan Kota Nanga Bulik dengan luas 17 hektare. Terdapat sebuah penangkaran seluas 1 hektare. Letaknya pun strategis, tepat di belakang Kantor Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Lamandau.
Bupati Lamandau Rizky Aditya Putra mengungkapkan, penangkaran ini menjadi rumah bagi puluhan rusa jenis Sambar (Cervus unicolor), salah satu spesies endemik Kalimantan yang kini semakin langka dan masuk dalam daftar satwa dilindungi. Rusa sambar dikenal memiliki ukuran tubuh lebih besar dibandingkan jenis rusa lainnya.
“Penangkaran Rusa Bukit Hibul merupakan wujud komitmen kita dalam melestarikan satwa endemik yang semakin langka. Selain sebagai sarana konservasi, tempat ini juga memberikan nilai edukasi dan rekreasi bagi masyarakat, khususnya anak-anak,” kata Bupati Lamandau, Rizky Aditya Putra. Minggu 17 Mei 2025.
Ia pun mengajak masyarakat Lamandau dan sekitarnya untuk datang berkunjung dan memanfaatkan fasilitas tersebut.
“Mari kita jadikan Penangkaran Rusa Bukit Hibul sebagai kebanggaan daerah kita. Ajak keluarga, saudara, dan teman untuk berkunjung,” ujarnya.
Dengan semakin banyak kunjungan, menurutnya, semakin besar pula kesadaran kita bersama untuk melestarikan alam dan satwa langka di daerah setempat.
Penangkaran ini terbuka untuk umum setiap hari pukul 08.00–16.00 WIB tanpa dipungut biaya masuk. Hal ini menjadikannya destinasi ramah keluarga yang ideal untuk mengenalkan anak-anak pada satwa liar dan pentingnya menjaga ekosistem.
Salah satu pengunjung, Rina (35), warga Nanga Bulik, mengaku senang bisa mengajak anak-anaknya berlibur sekaligus belajar.
“Anak-anak jadi tahu jenis rusa yang dilindungi, mereka juga senang bisa lihat langsung dari dekat. Tempatnya bersih dan suasananya sejuk, cocok banget untuk liburan keluarga,” ucapnya.
Senada dengan itu, Ardi (42), yang datang bersama keluarganya, berharap fasilitas ini terus dijaga dan dikembangkan.
“Bagus sekali kalau bisa ada tambahan informasi atau papan edukasi di setiap sudut, supaya pengunjung juga paham pentingnya konservasi. Tapi sejauh ini sudah sangat bagus,” tuturnya. (han/rdo)