Utama

Tarian Ritual Kayau Kayu Antar Hagatang Tarung Wakili Palangka Raya di FBIM

674
×

Tarian Ritual Kayau Kayu Antar Hagatang Tarung Wakili Palangka Raya di FBIM

Sebarkan artikel ini
Tarian Ritual Kayau Kayu Antar Hagatang Tarung Wakili Palangka Raya di FBIM
WAKIL PALANGKA RAYA: Tarian bermakna perburuan dan mengurung roh pununggu kayu akibat menghilangkan nyawa manusia jadi wakil Palangka Raya di Festival Budaya Isen Mulang (FBIM). FOTO ARDO/PE

PENAMPILAN Sanggar Hagatang Tarung menghipnotis para penikmat seni dan budaya yang melihatnya pada malam itu. Tarian yang disuguhkan menyampaikan berbagai pesan melalui gerakan, ekspresi, dan elemen-elemen lain seperti kostum, musik, dan tata cahaya.

Alunan musik tradisional Dayak dikombinasi unsur barat mengiringi gerak lincah lima putra dan lima putri penari Hagatang Tarung. Ratusan pasang mata terpanah. Mencoba memahami pesan yang disampaikan melalui tarian dan segala elemen yang dibawa di atas panggung.

Karya ini mengusung tema Ngarambang yang artinya mengurung ganan, “roh penunggu” kayu yang telah menghilangkan nyawa seseorang akibat tertimpa pohon di belantara hutan.

Dengan kuasa mantra tawur, ganan kayu diburu dari arah ngawa dan ngaju, atau sederhananya hilir dan hulu. Perburuan dibekali dengan menggunakan lunju (tombak). Lalu roh dipindahkan ke dalam batok kelapa untuk dibawa ke ritual persidangan.

Sosok damang simban sebagai hakim memimpin persidangan. Tawar-menawar, dan timbang-menimbang berujung pada roh penunggu yang harus membayar duka keluarga korban dengan sebuah pertukaran.
Darah ganti darah, walaupun kurang dibayar emas, ditambah balanga, agar semuanya lunas.

Pendiri sekaligus Ketua SSB Hagatang Tarung, Triy Harianto, mengatakan karya ini merupakan refleksi dari ritual kayau kayu yang berfungsi untuk menegakkan keadilan atas nasib nahas yang menimpa manusia oleh gangguan ganan kayu.

“Karya ini mencoba menarik intisari ritual kayau kayu sebagai kearifan lokal masyarakat Dayak Ngaju dalam upaya memulihkan hubungan manusia dengan alam. Sehingga kejadian serupa tidak terjadi lagi,” ungkapnya.

Penampilan ini sukses membawa Hagatang Tarung dinobatkan menjadi yang terbaik dan sebagai perwakilan Kota Palangka Raya di Festival Budaya Isen Mulang (FBIM) Provinsi Kalimantan Tengah.

Menjadi nomor dua pada Festival Budaya Palangka Raya tahun sebelumnya menjadi pemantik sanggar seni yang berdiri pada 2022 lalu ini. Mereka mempersiapkan tarian terbaik dalam satu momen penampilan.

Setelah melalui beberapa pertimbangan, waktunya pengumuman juaranya. Tiga dewan juri memberikan nilai 1.882 kepada Hagatang Tarung. Nilai tersebut mengungguli SSB Betang Batarung (1.872) dan Kahanjak Huang (1.865), juara bertahan tahun lalu.

Tentunya ini momen penampilan yang tidak terlupakan bagi para penari, juri maupun penonton. Malam dimana orang awam melihat bagaimana wujud roh penunggu pohon, dan melihat wujud sebuah seni dan budaya yang patut kita lestarikan bersama. (rdo/ens)

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *